tag:blogger.com,1999:blog-88433973933132548362024-03-12T18:01:02.709-07:00SeRaT TEKSTILAdinta Sinurayahttp://www.blogger.com/profile/04622960402906800121noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-8843397393313254836.post-71261839754913652802012-03-22T22:11:00.002-07:002012-03-22T22:14:08.765-07:00<h5>
<b>Jenis-jenis Serat<br />
</b></h5>
<h1>
<b> </b></h1>
<h5>
<b>Polyester<br />
</b></h5>
Polyester ditemukan pertama kali pada tahun 1953 oleh E.I du Pont de
Nemours di USA. Polyester terbuat dari butiran plastik (chips) dan
mengalami suatu proses kimiawi yang panjang, dari pembuatan benang
sampai menjadi bahan kain.<br />
Ciri dan karakteristik polyester, antara lain adalah :<br />
Ø Bahan terasa panas dibadan<br />
Ø Tidak menyerap keringat<br />
Ø Apabila kulit anda sensitive dan bermasalah, dianjurkan supaya
tidak memakai bahan pure polyester karena akan memperparah kondisi
kulit.<br />
Ø Noda minyak dan noda makanan susah dihilangkan dari pakaian<br />
Ø Tahan direndam dalam air lebih dari 3 jam<br />
Bahan polyester memiliki daya tahan yang kuat. Kelemahannya adalah karena sifat bahan terasa panas dibadan.<br />
Untuk menghindari sifatnya yang panas, para produsen tekstil
melakukan pencampuran dengan viscose, dengan cotton atau dengan linen
dan dengan bahan lainnya.<span id="more-311"></span><br />
<h5>
<b>Linen</b></h5>
Linen merupakan bahan kain tertua didunia dan sudah dipakai sejak
Zaman Batu (Stone Age). Bahan dasarnya terbuat dari sejenis pohon rami<br />
Ciri dan karakteristik Linen, antara lain adalah :<br />
Ø Bahannya kaku dan dingin<br />
Ø Permukaan kain agak kasar<br />
Ø Menyerap keringat<br />
Ø Kekuatannya empat kali lebih kuat dari katun<br />
Ø Rentan terhadap jamur<br />
Ø Kain akan rusak apabila direndam lebih dari 1 jam<br />
Ø Tahan terhadap panas sampai 450 <sup>0 </sup>F<br />
Bahannya yang kaku dan dingin, maka linen sangat pas untuk produk – produk casual wear dan dresses.<br />
<h5>
<b>Sutra</b></h5>
Sutera ditemukan pada 2640 B.C (sebelum tahun masehi) di China. Bahan
dasarnya adalah kepompong. Secara lengkap, asal usul dan proses
pemeliharaan dan pembuatan sutera adalah sebagai berikut :<br />
Satu sore Permaisuri His Ling Shih dari kerajaan China asik menikmati
secangkir the panas dibawah keteduhan pohon mulberry. Putri yang hidup
2640 sebelum masehi ini dikejutkan dengan jatuhnya kepompong ulat sutera
ke dalam cangkir teh.<br />
Beberapa detik kemudian kekagetannya berubah menjadi kekaguman
melihat kehalusan serat yang terurai dari kepompong tersebut.
Permaisuripun meminta para dayang mengumpulkan lebih banyak kepompong
yang kemudian diternakkan dan ditenun secara rahasia di balik tembok
istana hingga 3000 tahun berikutnya.<br />
Walaupun hukuman mati dikenakan pada mereka yang membawa telur ulat
sutera keluar China, pada abad enam Masehi dua orang biksu berhasil
menyelundupkan bibit pohon mulberry beserta telur ulat sutera. Tak pelak
beberapa negara lain mulai memproduksi dan memperjualbelikan kain
sutera. Antara lain India, Jepang dan Perancis.<br />
Mengingat sejarahnya, setiap kali bicara soal sutera kita pasti
teringat pada negeri China. Tak heran jika dikalangan komunitas mode
Paris, bahkan dunia, sutera dikenal dengan sebutan Crepe de Chine, Crepe
dari Cina.<br />
Kini sutera dapat diproduksi di seluruh dunia. Hanya saja kualitas
suteranya berbeda – beda tergantung jenis ulat yang memproduksi
kepompong. Ulat sutera yang diternakkan (Cultivated) di sericulture
(peternakan ulat sutera) diberi makan daun mulberry yang dipercaya
membantu pembentukan liur ulat yang bening. Dengan begitu kepompongnya
menghasilkan serat yang sangat tipis dan mengkilat.<br />
Dari sebuah kepompong dapat dihasilkan serat sutera yang panjangnya
mencapai ribuan meter. Warna asli serat sutera pun beragam, seperti
putih, cream, kuning dan kecoklatan. Cultivated silk menghasilkan kain
sutera yang halus dan mengkilat permukaannya seperti brocade, chiffon,
habutae, tafetta dan organdi.<br />
Jenis ulat lain adalah ulat sutera liar atau tussah yang hidup di
hutan. Karena ulat jenis ini memakan daun pohon oak dan daun – daun liar
yang terdapat dihutan, serat yang dihasilkan kepompong ini tidak
sehalus dan semengkilat cultivated silk. Warnanya pun cenderung
kecoklatan. Kain sutera yang dihasilkan tussah silk pun memiliki tekstur
yang sedikit kasar dan berserat (slubby), seperti shantung dan Dupont.<br />
Dalam 4 – 6 hari ulat sutera (Bombyxmori) dapat bertelur lebih dari
500 telur lalu mati. Berat 100 telur hanya 1 gram. Satu ons telur
berasal dari sekitar 30.000 ulat sutera yang mengkonsumsi 1 ton daun
mulberry dan menghasilkan sekitar 6 kg serat sutera. Karena produksi
tussah tidak dapat diprediksi, kebanyakan produser sutera masih
mengandalkan cultivated silk.<br />
Dua hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan sutera berkualitas,
yaitu mencegah penetasan larva dan menjaga ketersediaan jumlah daun
mulberry yang dikonsumsi ulat sutera. Sebagai gambaran dibawah ini
diceritakan secara singkat proses produksi serat sutera :<br />
1. Telur disimpan pada suhu 65 <sup>0</sup>F dan secara berangsur dinaikkan sampai 77 <sup>0</sup>F.
Setelah menetas, ulat diberi irisan daun mulberry segar setiap setengah
jam dengan tetap menjaga temperaturnya. Ribuan ulat sutera ini
diletakkan saling menumpuk dalam satu tempat. Dalam waktu satu bulan
berat mereka akan berlipat 10.000 kali. Mereka juga berganti kulit dan
warna.<br />
2. bayi – bai ulat terus diberi makan hingga mereka siap menjadi
kepompong. Selama masa pertumbuhan mereka harus dijauhkan dari suara
bising, bau yang mnyengat seperti ikan dan bahkan bau keringat. Saat
memiliki kepompong, ulat sutera mengeluarkan liur seperti jelly yang
membuat serat – serat sutera menempel satu sama lain. Ulat sutera
menghabiskan waktu 3 – 4 hari untuk menggulung diri sampai berbentuk
bola putih.<br />
3. setelah 8 – 9 hari berada ditempat yang hangat, kepompong di kukus
atau di panggang agar ulatnya mati. Lalu kepompong dicelupkan ke dalam
air panas guna memisahkan serat – serat yang menyatu. Selanjutnya serat
dipintal menjadi benang yang siap diproses menjadi benang tenun atau
sulam.<br />
Sutera dengan segala kehalusannya membutuhkan cara perawatan khusus untuk menjaga keawetan kain atau busana.<br />
Dibawah ini ada beberapa tips bagaimana seharusnya kita merawat sutera :<br />
1. Segera cuci sutera yang terkena keringat, sebab bila dibiarkan,
asam dan garam dalam keringat akan membuat sutera menjadi kuning.<br />
2. hindari menjemur sutera dibawah sinar matahari langsung. Cukup
diangin – anginkan ditempat teduh untuk mengeringkannya sehabis dicuci<br />
3. sutera hanya bisa dicuci dengan tangan. Jangan menggunakan mesin cuci karena akan merusak kehalusan seratnya.<br />
4. gunakan jasa dry cleaner bila anda tidak mempunyai waktu untuk
mencuci. Perchlorothelyne yang digunakan pada proses dry cleaning cukup
aman bagi sutera<br />
5. balik busana saat menyeterika sutera. Gunakan temperatur rendah. Bila perlu alasi bagian yang diseterika dengan kain lain.<br />
Sutera banyak disukai karena jenis bahannya yang lembut hingga diidentikkan dengan wanita dan cinta.<br />
Ciri dan karakteristik Sutera antara lain adalah :<br />
Ø Sangat lembut dikulit, glamours dan bahannya jatuh (flowing)<br />
Ø Menyerap keringat<br />
Ø Untuk perawatan, <b><i>baju</i></b> harus di dry cleaning supaya kualitas warna dan kekuatan bahan bertahan lama<br />
Ø Sangat rentan terhadap ngengat<br />
Ø Dalam proses pencucian tidak menggunakan kaporit<br />
Bahan sutera sangat cocok untuk busana – busana party dress, scraft ataupun blouse dan tentunya kurang cocok untuk <b><i>Baju Anak</i></b>.
Sutera masih terbilang bahan yang mahal dan tidak mudah diperoleh,
terutama kain atau benang sutera berkualitas tinggi. Produksi sutera
Indonesia tidak signifikan jumlahnya, dan masih dikembangkan atau
diproduksi secara terbatas. Sebagian desainer perlu membuat home
industries sendiri untuk mengolah sutera ini. Sutera terbaik dihasilkan
oleh China yang juga merupakan penemu pertama bahan ini. China juga
merupakan penghasil sutera terbesar di Dunia, dan sebagian kecil Japan
dan Thailand.<br />
<h5>
<b>Viscose</b></h5>
Tinggal di daerah tropis dengan temperatur yang cukup panas,
humadity, membuat tubuh mudah berkeringat, baju akan kelihatan basah dan
tidak jarang menimbulkan bau kurang sedap. Salah satu sumber
ketidaknyamanan berpakaian tidak lain adalah jenis kain untuk bahan
pakaian kita.<br />
Berbagai jenis dan karakter kain menjadi bahan pakaian sehari – hari
kita kenakan. Mulai dari viscose, katun, polyester, sutera, linen,
sampai yang mix antara katun dan polyester atau antara viscose dan
polyester. Penelitian yang dikembangkan beberapa tahun terakhir,
menunjukkan terdapat beberapa jenis dan karakter kain yang cocok dipakai
didaerah tropis, yaitu katun, viscose, sutera, linen atau campuran
bahan antara katun dan polyester atau viscose dan polyester.<br />
Viscose, pertama kali diproduksi secara besar – besaran di USA pada
tahun 1910. bahan dasarnya adalah kayu (eucalyptus – sejenis pohon
pinus). Ciri – ciri bahan viscose antara lain :<br />
Ø terasa lembut dan dingin di kulit<br />
Ø bahannya jatuh, tidak kaku dan warnanya mengkilat<br />
Ø menyerap keringat<br />
Ø pakaian / bahan akan rusak apabila direndam dengan diterjen lebih dari 1 jam.<br />
Ø Bisa dicuci atau di dry clean<br />
Ø Noda dari makanan atau minyak akan mudah hilang dengan menggunakan diterjen<br />
Ø Supaya tidak mudah kusut, tambahkan pelembut yang mengandung kanji pada akhir proses pencucian.<br />
Dengan kelenturan yang dimiliki, bahan viscose dapat didesain untuk
berbagai model busana, mulai dari busana pesta, casual wear, lingerie,
underwear hingga jaket.<br />
<h5>
<b>Katun (cotton)</b></h5>
Katun ditemukan di USA sekitar lebih dari 5000 tahun yang lalu. Bahan
ini sudah sangat familiar di daerah tropis seperti Indonesia.
Perkebunan Kapas ada di beberapa negara antara lain, China, Pakistan,
India, Mesir, Australia dan yang terbesar adalah di Amerika.<br />
Katun memiliki karakteristik bahan yang khas dengan ciri – ciri antara lain :<br />
Ø Bahan terasa dingin dan sedikit kaku.<br />
Ø Menyerap keringat<br />
Ø Pakaian atau kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam<br />
Ø Noda dari makanan dan minyak akan mudah hilang dengan menggunakan detergent<br />
Ø Bisa dicuci atau di dry clean<br />
Ø Rentan terhadap jamur<br />
Janis katun jangan dibiarkan basah terlalu lama. Demikian juga pada
saat kain direndam ditambahkan satu sendok cairan pemutih (untuk satu
baju) agar baju berwarna putih bertahan lama dan tidak kusam.<br />
Melihat jenis dan karakter bahan katun, maka bisa dibentuk menjadi pakaian apa saja, mulai dari <b><i>Baju Anak</i></b>, <b><i>Kaos Anak </i></b>,kasual wear, jaket, pant, skirt, sporty wear, sleep wear hingga under wear..Adinta Sinurayahttp://www.blogger.com/profile/04622960402906800121noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8843397393313254836.post-24320453155286188342012-03-20T08:25:00.003-07:002012-03-20T08:30:28.360-07:00aplikasi serat<div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: left;">
<b> Serat</b> ( <i>fiber</i>) adalah suatu jenis<span style="color: #444444;"> </span>bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada kain. Material ini sangat penting dalam ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan" title="Tumbuhan"></a> sebagai pengikat dalam tubuh. Manusia menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar. Namun demikian, serat alami memiliki berbagai kelebihan khususnya dalam hal kenyamanan.</div>
<div style="color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black;">
<br /></div>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Serat_alami">Serat alami</span></h2>
<b>Serat alami</b> meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologus. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan ke dalam:<br />
<ul>
<li><i>Serat tumbuhan<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan" title="Tumbuhan"></a>/seratpangan</i><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangan" title="Pangan"></a>; biasanya tersusun atas selulosa, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hemiselulosa" style="color: #444444;" title="Hemiselulosa">hemiselulosa</a>, dan kadang-kadang mengandung pula <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lignin" title="Lignin">lignin</a>. Contoh dari serat jenis ini yaitu <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Katun" title="Katun">katun</a>
dan kain ramie. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas
dan tekstil. Serat tumbuhan juga penting bagi nutrisi manusia.</li>
<li><i>Serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu" title="Kayu">kayu</a></i>, berasal dari tumbuhan berkayu.</li>
<li><i>Serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan" title="Hewan">hewan</a></i>, umumnya tersusun atas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" title="Protein">protein</a> tertentu. Contoh dari serat hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba" title="Laba-laba">laba-laba</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sutra" title="Sutra">sutra</a>) dan bulu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Domba" title="Domba">domba</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wol" title="Wol">wol</a>).</li>
<li><i>Serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mineral" title="Mineral">mineral</a></i>, umumnya dibuat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asbestos" title="Asbestos">asbestos</a>. Saat ini asbestos adalah satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang.</li>
</ul>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSEljhNXAVMMdV-mVloZS7rm0IxzrR2k0z9lga66zvXy7N0aztGXvq4EQz2N02Vm_U2MBsSAQaZpedNoImYZ70k03_Fk6tD9HPbvTY57tTliIZcm7prMb-nHCcwmpHZI_FWVWN96yWJCnS/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSEljhNXAVMMdV-mVloZS7rm0IxzrR2k0z9lga66zvXy7N0aztGXvq4EQz2N02Vm_U2MBsSAQaZpedNoImYZ70k03_Fk6tD9HPbvTY57tTliIZcm7prMb-nHCcwmpHZI_FWVWN96yWJCnS/s1600/images.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Serat_sintetis">Serat sintetis</span></h2>
<b>Serat sintetis</b> atau serat buatan manusia umumnya berasal dari bahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Petrokimia" title="Petrokimia">petrokimia</a>. Namun demikian, ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa alami seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rayon" title="Rayon">rayon</a>.<br />
<h3>
<span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serat&action=edit&section=3" title="Sunting bagian: Serat mineral">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Serat_mineral">Serat mineral</span></h3>
<ul>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kaca_serat" title="Kaca serat">Kaca serat</a>/<i>Fiberglass</i>, dibuat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsa" title="Kuarsa">kuarsa</a>,</li>
<li>Serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Logam" title="Logam">logam</a> dapat dibuat dari logam yang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Duktil&action=edit&redlink=1" title="Duktil (halaman belum tersedia)">duktil</a> seperti [[tembaga], <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas" title="Emas">emas</a>, atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perak" title="Perak">perak</a>.</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serat_karbon&action=edit&redlink=1" title="Serat karbon (halaman belum tersedia)">Serat karbon</a></li>
</ul>
<h3>
<span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serat&action=edit&section=4" title="Sunting bagian: Serat polimer">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Serat_polimer">Serat polimer</span></h3>
<ul>
<li>Serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polimer" title="Polimer">polimer</a> adalah bagian dari serat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sintetis" title="Sintetis">sintetis</a>. Serat jenis ini dibuat melalui <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_kimia" title="Proses kimia">proses kimia</a>. Bahan yang umum digunakan untuk membuat serat polimer:
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUuXeAzLRjgCIgoaCaOQKYb86Ca0ZldttovXYZoQ2IjwwwtTCeuqq3RiBaRGao9FqgsD8yjJmEyJqXD-EZ7FMurVShXgYVmGbFoW329yFIXHJrGqmPw-njcXYDZ-wyh9KsATSpeXWQVAZx/s1600/22.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUuXeAzLRjgCIgoaCaOQKYb86Ca0ZldttovXYZoQ2IjwwwtTCeuqq3RiBaRGao9FqgsD8yjJmEyJqXD-EZ7FMurVShXgYVmGbFoW329yFIXHJrGqmPw-njcXYDZ-wyh9KsATSpeXWQVAZx/s1600/22.jpg" /></a></div>
<ul>
<li>polyamida <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nilon" title="Nilon">nilon</a>,</li>
<li>PET atau PBT <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Poliester" title="Poliester">poliester</a>, digunakan untuk membuat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Botol" title="Botol">botol</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik" title="Plastik">plastik</a>,</li>
<li>fenol-formaldehid (PF)</li>
<li>serat polivinyl alkohol (PVOH)</li>
<li>serat polivinyl khlorida (PVC)</li>
<li>poliolefin (PP dan PE)</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polyethylene" title="Polyethylene">polyethylene</a> (PE),</li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elastomer&action=edit&redlink=1" title="Elastomer (halaman belum tersedia)">Elastomer</a>, digunakan untuk membuat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spandex&action=edit&redlink=1" title="Spandex (halaman belum tersedia)">spandex</a>,</li>
<li><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Poliuretan" title="Poliuretan">poliuretan</a>.</li>
</ul>
</li>
</ul>
<br />
<div style="color: black;">
<br /></div>Adinta Sinurayahttp://www.blogger.com/profile/04622960402906800121noreply@blogger.com0